Tuesday 28 May 2013

Bejana Hiba



Bejana Hiba

plastik
dan botol
diterajang
kekasih yang
sendat erat
berpegang

suara 
ombak
tenggelam 
dalam 
jerit serak 
sorak motokar
yang gila 
mengoyak

mengapa
tergamak
ketika laut
menghulur 
rezeki
dari Ilahi
kau suapkan 
pula ia
dengan
najis loji? 

tapi ah,
pepasir halus 
mengelus kaki
memujuk 
hati ini

bayu juga
masih lagi 
bernyanyi
cuma 
lagunya kini
hanya elegi

bersimpati, lalu 
kulemparlah 
pandang hiba 
ke arah 
laut kosong...

Apakah
aku saja
berhiba?

Ya,
mungkin saja
laut inilah
air mata
tangis
hiba dunia 

atau
hiba satu dunia
sudah 
dibenam 
ke dasar
sedalamnya

aneh,
tenang saja
dalam riak
dan
kocak manja 
samudera
menerimanya
seolah
memang dialah
bejana hiba

tetap juga
setiap senja
sinar 
yang kudus
itu ada 
di atas sejalur
cahaya mentari
yang damai
didakap
ufuk jingga

No comments:

Post a Comment